- Back to Home »
- TOPICS »
- Kematian Soeharto dan Tragedi Tampomas II
Posted by : Unknown
Selasa, 21 Mei 2013
Tidak akan dilupakan dalam sejarah kelam Pelayaran Nasional yaitu
Tenggelamnya Kapal Tampomas II tepat tanggal 27 Januari 1981, Tragedi memilukan
tenggelamnya kapal Tampomas II yang menewaskan kurang lebih 431 Jiwa itu pun
versi rezim Orde Baru padahal total penumpang di atas kapal tersebut adalah
1442 orang, perkiraan ini berdasarkan banyaknya penumpang gelap. karena sudah
menjadi kebiasaan dan rahasia umum bahwa penumpang gelap yang naik bisa
mencapai ratusan orang, sehingga di duga yang meninggal dunia juga lebih dari
yang di perkirakan maklum waktu itu republik ini masih tabu bicara keterbukaan.
Cerita ini dimulai pada tanggal 25 januari 1981, Kapal Tampomas II
berlayar dari Jakarta menuju Sulawesi dengan membawa 1054 penumpang terdaftar
dan 82 kru kapal serta membawa puluhan kendaraan bermotor baik roda dua maupun
roda empat. Dalam kondisi badai dimalam hari, beberapa mesin mengalami
kebocoran bahan bakar, diduga percikan api timbul dari puntung rokok yang masuk
kipas ventilasi maka timbullah kebakaran hebat. sampai keesokan harinya api
tidak bisa dipadamkan dan situasi makin tidak terkendali karena penumpang panik
ingin menyelamatkan diri masing-masing.
Pada tanggal 27 Januari terjadi ledakan dan membuat air laut masuk
keruang mesin yang membuat kapal menjadi miring 45 derajat dan tenggelam sejak
30 jam dari percikan api pertama menjalar. Saat peristiwa Tampomas II terbakar
dan tenggelam, umur penulis saat itu baru 14 tahun, Penulis hanya dapat melihat
pemandangan yang sangat merindingkan bulu roma tersebut melalui layar monitor
Televisi Republik Indonesia yang kebetulan waktu itu hanya ada TVRI saja.
Beredar pula saat itu sebuah kaset yang tidak di jual bebas
tentang tragedi mengerikan tersebut......terdengar jerit tangis memilukan dan
teriakan Allah Akbar dari seluruh penumpang yang panik, dalam kaset itu juga
terdengar suara kapten Kapal Tampomas II yang memberitahukan kepada seluruh
penumpang agar bersiap-siap untuk menyelamatkan diri !!! Mengapa kaset tersebut
tidak boleh di jual bebas tentu menimbulkan tanda tanya besar ?
Bila anda membaca buku tentang Kapal Tampomas II, kejadiannya
lebih tragis lagi......mereka terpanggang di atas Kapal yang terbakar itu,
bahkan sebagian dari mereka ada yang sampai memaki Kapal lain yang ingin
menolong tapi kesulitan mendekati karena ombak yang besar "PERGI JANGAN
TONTON KEMATIAN KAMI"
Lalu diantara hiruk pikuk kepanikan terdengar suara memilukan hati
!!!, " Mama......jangan tinggalkan ita.....! ita takut mama, enggak mau
loncat, !! pekik gadis cilik anita pada ibunya yang menggapai-gapaikan
tangannya di permukaan air, beberapa menit kemudian ibu muda itu sudah tidak
nampak lagi, ia terhempas pada dinding Kapal Tampomas II yang ketika itu
sekarat di renggut api, kemudian lenyap di ayun gelombang entah kemana, ita
masih mencoba-coba mencari ibunya yang barusan masih nampak melambaikan tangannya.
Akhirnya gadis kecil tersebut nekat meloncat, namun jangkauan tenaganya tidak
mencapai permukaan laut, ia terjerembab di geladak yang membara, sekejab ita
masih meronta, kemudian seluruh tubuhnya menghitam.
Sementara di saat mereka terpanggang Pemerintah Rezim Orde Baru
mengeluarkan versi berita bahwa semua baik-baik saja dan sudah
tertangani.......EDAN, apalagi berdasarkan penyelidikan semua kesalahan di
tudingkan kepada para awak kapal, ada kesan bahwa kasus ini dengan sengaja di
tutup-tutupi oleh Pemerintah saat itu. Tak ada pejabat terkait yang bertanggung
jawab, padahal aroma Korupsi dalam pembelian Kapal itu santer tercium, namun
tidak ada yang dapat berbuat apa-apa. Era Orde Baru yang menerapkan sistem
presidensil yang keras membuat semua bukti tidak dapat di peroleh, dan
pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawab.
Akhirnya terungkap juga, ada apa dengan Kapal Tampomas II,
ternyata Kapal Tampomas II adalah Kapal bekas buatan Jepang yang sudah berumur
lebih dari 25 tahun, hasil investigasi kapal tersebut adalah kapal bekas yang
dipoles dan dijual dengan harga dua kali lipatnya. Kapal ini di beli oleh
PT.PANN ( Pengembangan Armada Niaga nasional ) dari pihak Jepang, Comodo
Marine.Co.SA seharga US$ 8.3 Juta kemudian PT.PELNI ( Pelayaran Nasional
Indonesia ) membeli secara mengangsur selama sepuluh tahun kepada PT.PANN,
berbagai pihak heran akan mahalnya harga Kapal ini, mengingat pernah di
tawarkan ke Perusahaan Pelayaran Swasta lain hanya seharga US$ 3.6 Juta.
berbagai pihak termasuk Jepang sendiri telah menyatakan Kapal ini afkir karena
telah berumur 25 tahun.
Teringat tahun 1990, saat penulis pernah melintasi perairan
masalembo, tepat sembilan tahun sejak tragedi tenggelamnya kapal Tampomas II.
Semua penumpang kapal Tidar berdiri, tak ada penumpang yang bersuara, mereka
semua berdoa sambil memandang deburan ombak yang pernah jadi saksi tenggelamnya
Kapal Tampomas II tahun 1981. Kapal tidar yang membawa kami menuju ujung
pandang seakan berhenti dan mengerti bahwa diperairan masalembo ini pernah
terjadi peristiwa tragis tenggelamnya Kapal Tampomas II. Dalam peristiwa
tersebut korban meninggal sebanyak 431 orang, dengan rincian 143 orang
ditemukan jasadnya, 288 orang tenggelam bersama kapalnya dan 753 orang berhasil
diselamatkan. sumber lain menyebutkan angka korban yang tewas di perkirakan
jauh lebih besar hingga 666 Orang.
Ada sebuah pertanda yang bisa menjadi renungan buat kita semua,
tanggal 27 Januari 1981 jam 12.45 siang, Kapal Tampomas II Tenggelam begitu
juga tepat pada tanggal 27 Januari 2008 jam 01.10 siang, Mantan Pemimpin rezim
Orde Baru Presiden Republik Indonesia Soeharto, meninggalkan kita untuk
selama-lamanya. Tanggal dan jam yang hampir tepat seakan menjadi tanda
bahwasanya dibalik kematian Soeharto, masyarakat juga harus mengenang bahwa
tepat 27 Tahun yang lalu ada sebuah tragedi yang tidak bisa dilupakan dalam
sejarah buruk pelayaran Indonesia, Tenggelamnya Kapal Tampomas II yang sampai
hari ini masih menjadi misteri, siapa sebenarnya yang paling bertanggung jawab
akibat tragedi tersebut karena Aksi cuci tangan besar-besaran pemerintah pada
saat itu sangat melukai perasaan banyak orang, terlebih keluarga para korban.